Suatu saat, Nabi Muhammad Rasulullah SAW. berkumpul bersama para sahabat. Beliau bersabda,
"Sesungguhnya, yang paling aku khawatirkan pada kalian adalah berkah bumi yang Allah keluarkan bagi kalian."

Seorang sahabat bertanya, "Apakah berkah bumi itu, ya Rasulullah?"

Beliau menjawab,
"Zahratud dunya."

Tanya sahabat yang lain, "Bukankah berkah identik dengan kebaikan? Adakah kebaikan mendatangkan kejahatan?"

Jawab Rasulullah SAW.,
"Sesungguhnya kebaikan tidak mendatangkan kejahatan. Ketahuilah, dunia ini manis dan hijau. Siapa yang mencari, mendapatkan, dan menggunakannya secara benar, itulah orang yang paling nikmat hidupnya. Sedangkan siapa yang mendapatkan dunia tanpa semestinya, maka ia seperti binatang pemakan rumput yang tak pernah kenyang."

Hadits berbentuk dialog interaktif yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim itu mengandung banyak poin penting untuk diresapi. Dimulai dari kekhawatiran Rasulullah SAW. terhadap kondisi kaum Muslimin yang mendapatkan nikmat berkah Allah SWT.

Berkah yang keluar dari bumi berupa aneka macam kekayaan, baik tumbuhan maupun mineral yang sangat dibutuhkan dalam memenuhi hajat kehidupan manusia. Berkah yang disebut zahratud dunya, bunga atau keindahan dunia, yang seharusnya membawa kebaikan dan kebajikan, berubah menjadi malapetaka. Dunia itu manis dan hijau sehingga mengakibatkan bencana jika tidak waspada, ibarat semut terpuruk di situ.

Tempat yang manis dan hijau mengandung arti subur, makmur, indah, permai. Tentu banyak yang menginginkan, baik untuk bermukim, maupun investasi. Namun kadangkala keinginan itu tidak terkendali. Berbagai upaya dilakukan termasuk cara-cara yang tidak proporsional, tidak semestinya. Menempuh segala jalan pintas yang melanggar hukum. Terjadilah hal-hal yang bertentangan dengan makna dan nilai berkah yang mengandung unsur kebaikan. Berkah bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari permohonan kepada Allah SWT., baik berupa doa individu atau jemaah, maupun selawat dan salam kepada para Nabi dan Rasul Allah, khususnya Muhammad Rasulullah SAW.

Namun Rasulullah SAW. merisaukan, berkah yang positif menjadi negatif karena kelalaian umat manusia dalam memanfaatkannya. Berkah sebagai sesuatu kebaikan, tidak akan mendatangkan kejahatan. Akan tetapi, tergantung dari manusia yang memanfaatkan berkah itu. Apakah ia teguh, kukuh memegang amanah berkah sesuai dengan ketentuan asal sebagai sumber kebaikan dan kebajikan atau justru menyelewengkannya, menjadi keburukan dan kejahatan. Menempatkan berkah tidak pada tempat semestinya sehingga manusia pemilik dan pengguna berkah itu berubah drastis. Kehilangan jati diri kemanusiaan. Menjadi mirip binatang pemakan rumput yang tak pernah kenyang. Semua dimakan. Bahkan sambil buang kotoran pun tak henti-henti memamah biak.

Berkah Allah SWT. dari langit dan bumi memang selalu tersedia bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Namun berkah tersebut dapat menjadi siksa bencana tatkala penerima berkah ingkar dari keimanan dan ketakwaan. Melupakan syukur nikmat dan memilih kufur nikmat untuk menentang Maha Pemberi Berkah. Dalam Qur'an Surah al A'raf ayat 96, ditegaskan,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka, berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (menyelewengkan nikmat itu), akan Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Dari hadits di atas tadi kemudian diperkuat ayat Al-Qur'an barusan dapatlah disimpulkan, karunia anugerah berkah Allah SWT. selalu tersedia bagi umat-Nya yang memenuhi syarat keimanan dan ketakwaan. Yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW. adalah sikap lupa diri pada manusia. Mengelola berkah itu ibarat semut mengerumuni manisan. Zahratud dunya, bunga atau hiasan keindahan dunia memang menggiurkan.

Padahal, Rasulullah SAW. telah membuat rambu-rambu. Dalam sebuah hadits dinyatakan,
"Orang Islam yang paling beruntung adalah orang yang memperoleh dunia (penghasilan) secara halal (proporsional) lalu digunakan untuk kepentingan di jalan Allah (fi sabilillah), yatim piatu fakir miskin dan ibnu sabil (orang yang menjalankan tugas syiar agama Allah SWT.)."

Tegasnya, orang-orang yang beruntung mendapat anugerah karunia berkah Allah SWT. menggunakannya dengan cara benar pada jalan yang benar pula. Orang yang paling beruntung adalah orang yang mendapat berkah serta mampu memanfaatkannya untuk kepentingan kemaslahatan umat.***

[Ditulis oleh H. USEP ROMLI HM., pengasuh Pesantren Du'afa wal Yatama Raksa Sarakan, di perdesaan Cibiuk, Kabupaten Garut. Pembimbing haji dan umrah Megacitra/KBIH Mega Arafah Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pahing) 23 Februari 2012 / 1 Rabiul Akhir 1433 H pada Kolom "CIKARACAK"]

by

u-must-b-lucky
Sering kali kita menemukan fenomena yang cukup menarik saat memperhatikan sebagian umat Islam dalam memandang dosa dan taubat. Tidak sedikit orang melakukan dosa dan maksiat, padahal beberapa jam sebelumnya mereka berada di majelis taklim, sesenggukan menangis, bertaubat minta ampunan kepada Allah atas segala dosa yang telah diperbuatnya. Di antara kita, banyak juga yang berlomba-lomba memohon ampunan kepada Allah saat ditimpa kelemahan, kesulitan, dan kefakiran, tetapi kembali melakukan dosa seiring dengan kembalinya kekuatan, kemudahan, dan kekayaan kepadanya. Inilah fenomena taubat sesaat yang sering bergelantung dalam serabut hati kita. Sering kali kita menyadari dosa maksiat yang telah kita lakukan. Namun, saat air mata kering dan beranjak dari tempat sujud, saat itu juga kita melupakan penyesalan dan kembali ke habitat semula.

Memang kesalahan dan dosa bagi manusia adalah suatu kelaziman. Tidak ada manusia yang maksum, setebal apa pun tingkat keimanannya, seluas, apa pun ilmunya, dan sedalam apa pun ketaqwaannya kepada Allah, selama dia adalah manusia, dia pasti suatu kali akan melakukan dosa. Akan tetapi, persoalan sebenarnya bukan pada manusia yang berdosa dan bersalah, tetapi apa yang dilakukan setelah dosa dan kesalahan tersebut diperbuat. Sebagaiamana termaktub dalam hadits Nabiullah Muhammad SAW.,
"Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang mau bertaubat." (HR Muslim)


Karena dosa adalah bagian dari hidup manusia, tidak lantas ini dijadikan alasan bagi seseorang yang beriman untuk berbuat dosa dan terus mengulanginya. Dosa kecil akan menjadi besar jika terus diulang dan tidak ada dosa besar jika terus ditaubati. Untung dan ruginya manusia bergantung terhadap kasih sayang Alah SWT. Sementara kasih sayang Allah tidak akan lancar datang kepada kita selama kita berlumur dosa. Dosa bukanlah sesuatu pemberian dan warisan dari orang tua, dan tidak pernah diwariskan oleh para nabi, tetapi kita sendirilah yang membuat dosa tersebut.

Secara harfiah, taubat artinya kembali lagi. Kembali kepada kebenaran karena kita sudah berlumuran berada di jalan yang salah. Dengan demikian, taubat berarti kembali dari sifat malas ke sifat rajin, kembali dari sikap kikir ke sikap dermawan, kembali dari sifat bodoh ke sifat pandai, kembali dari perilaku buruk ke perilaku baik, kembali dari tindakan bathil ke tindakan haq, kembali dari perilaku dzalim ke perilaku adil, kembali dari perbuatan kufur ke perbuatan iman, kembali dari amal penuh syirik ke amalan yang penuh ketauhidan. Bagaikan seseorang yang sadar telah menempuh sebuah perjalanan yang jauh menuju tempat tujuan yang salah dan ia harus kembali lagi ke tempat semula untuk memulai dan memperbaiki perjalanannya menuju tempat yang benar. Itulah taubat namanya.

Kapankah kita harus taubat? Secara formal para ulama membagi empat waktu taubat dengan melalui empat pintu taubat pula.
  • Pertama, taubat harian dengan melalui pintunya yaitu shalat lima waktu.
    Mungkin bagi sebagian orang, shalat sekadar rutinitas harian yang membebaskan dari tuntutan kewajiban.
    Namum tak demikian halnya bagi orang yang memandang shalat sebagai media ampuh agar mendapat ampunan Allah karena shalat adalah taubat yang telah ditentukan waktunya.
    Suatu hari sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. "Wahai Rasulullah, apa pahala shalat fardu bagi kami?" Rasulullah menjawab,
    "Apa yang akan terjadi padamu jika di depan rumahmu terdapat sungai dengan air yang bersih dan kamu mandi lima kali sehari di dalamnya, apakah kotoran yang menempel pada badanmu akan menjadi bersih?"
    Sahabat pun menjawab, "Tentu bersih ya Rasulullah."
    "Begitu juga shalat lima waktu yang akan membersihkan dosa-dosamu," jawab Rasul.
  • Kedua, taubat mingguan dengan melalui pintu shalat Jumat.
  • Ketiga, taubat tahunan melalui pintu shaum Ramadan.
  • Keempat, taubat sekali seumur hidup melalui pintu ibadah haji.
Pintu-pintu ini adalah kesempatan yang memberikan peluang kepada seseorang yang berbuat dosa untuk bersegera taubat kepada Allah SWT.

Allah berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِي

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali Imran: 133)

Allah menyuruh kita bertaubat dengan segera. Kenapa kita harus bersegera taubat dan memohon ampunan kepada Allah?
  • Pertama, karena hampir setiap hari kita melakukan dosa baik disengaja mapun tidak disengaja.
    Semakin banyak dosa yang ditunda untuk ditaubati, semakin jauh ampunan dari Allah.
  • Kedua, karena kita tidak mempunyai kontrak umur dengan Allah.
    Kita tidak pernah tahu kapan dan di mana ajal menjemput mengakhiri usia kita. Tentunya kita sangat tidak mengharapkan maut menjemput saat kita berlumur dosa.
    Taubat yang dilakukan sesegera mungkin akan menghindarkan kita dari lumuran dosa saat tutup usia.
Apa syarat agar taubat kita diterima Allah? Paling tidak, ada tiga syarat utama bertaubat.
  • Pertama, menyadari dengan sesadar-sadarnya dosa yang telah dilakukan. Taubat kita akan diakui, dihargai, dan diterima oleh Allah jika tertanam kesadaran dalam diri atas dosa yang telah diperbuat. Hilangnya kesadaran atas dosa akan menjauhkan seseorang dari keinginan untuk bertaubat kepada Allah.
  • Kedua, timbulnya penyesalan dalam diri akibat perbuatan dosa yang telah dilakukan. Antara kesadaran dan penyesalan bagaikan pohon dan buah. Kesadaran atas dosa adalah pohonnya sedangkan penyesalan akibat dosa adalah buahnya. Jika taubat hanya berhenti di tahap kesadaran, memungkinkan seseorang untuk melakukan kembali dosa yang telah diperbuatnya.
  • Ketiga, adanya tekad yang kuat untuk tidak mengulangi kembali dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Melakukan dosa berulang-ulang sering kali disebabkan oleh sikap mental yang salah. Seringkali seseorang enggan bertaubat karena berkeyakinan di hari kemudian dia akan mengulanginya. Pikiran inilah yang menyebabkan seseorang menunda-nunda taubat kepada Allah. Mereka yang muda menunda-nunda taubatnya hingga usia tua. Mereka yang bekerja menunda-nunda taubatnya hingga datang masa pensiun. Mereka yang sehat menunda-nunda taubatnya hingga datang masa sakitnya. Mereka yang kaya menunda-nunda taubatnya hingga datang saat miskinnya. Mereka inilah yang berkata, "Untuk apa kendaraan kotor dicuci toh nanti juga kotor lagi, untuk apa bertaubat toh nanti juga berdosa lagi."

Ungkapan di atas sepintas terdengar masuk akal. Namun justru di sanalah kunci buruknya sikap mental seperti ini dalam memandang sebuah dosa. Jika demikian, untuk apa makan toh nanti juga lapar lagi. Makan itu perlu bagi tubuh sebagai sumber energi seperti halnya taubat sebagai sumber ampunan dan upgrading keimanan kita. Hari ini lapar, saat ini juga kita harus makan. Hari ini berbuat dosa, hari ini juga kita harus bertaubat kepada Allah. Besok berbuat dosa, saat itu pun harus segera bertaubat. Seperti halnya makan yang tak bisa ditunda-tunda, begitu pun taubat harus segera dilakukan dan tak bisa ditunda-tunda.

Dengan demikian, setiap penyakit memiliki obatnya sebagaimana dosa memiliki obatnya yaitu taubat. Taubat yang diakui, dihargai, dan diterima adalah taubat yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan didasari oleh kesadaran, penyesalan. Agar tidak menjadi taubat sesaat, harus diiringi dengan tekad yang kuat untuk tidak kembali ke dalam jurang dosa yang menyesatkannya.***

[Ditulis oleh USEP SAEFUROHMAN, Koordinator Umum Kajian Ilmu Muslim Muda (KIMM) Kabupaten Bandung, pegiat Kajian Islam Ilmiah Pemuda Yayasan Pesantren Islam (YPI) Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Manis) 17 Februari 2012 / 24 Rabiul Awal 1433 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by

u-must-b-lucky
Pada suatu hari, dua orang tetangga penulis sedang bercakap-cakap di pinggir jalan. Kebetulan mereka memiliki kemampuan ekonomi yang berbeda yakni seorang pejabat sehingga secara ekonomi termasuk golongan mampu dan satunya kurang mampu.

"Ajaran Islam itu memerintahkan umatnya agar menjadi umat yang kaya, sebab Islam mengajarkan adanya zakat, infak, sedekah, ibadah haji, dan lain-lain. Bahkan, saat akan shalat pun harus tersedia air dan pakaian untuk menutup aurat yang tentu saja membutuhkan dana untuk membelinya," kata tetangga yang mampu itu sembari tersenyum.
Namun, tetangga yang kurang mampu hanya tertawa lebar mendengarnya. Lalu dia menjawab, "Belum tahu ya... kalau seseorang yang kurang mampu seperti saya akan lebih cepat masuk surga karena pemeriksaannya sebentar. Kalau kaum kaya pasti lama pemeriksaan di akhirat sebab hartanya melimpah, apalagi kalau diperoleh dari jalan korupsi dan manipulasi," jawabnya.

Lantas dia menimpali, "Saya juga orang kaya sebab banyak mobil saya berseliweran di jalan. Tinggal saya tunjuk pasti berhenti. Maksudnya, angkutan kota (angkot)," katanya tertawa ditimpali tertawa lebar dari tetangga yang kaya tersebut.

Pertanyaannya, mana yang lebih utama menjadi kaum Muslimin yang kaya atau orang fakir? Tentu kalau kita ditanya masalah itu pasti menginginkan menjadi orang yang kaya. Sesungguhnya dalam ajaran Islam, kedua kelompok itu memiliki kelebihan, kebaikan, termasuk kekurangannya masing-masing.

Suatu hari, orang-orang miskin (dari para sahabat Rasulullah) pernah datang menemui Nabi Muhammad SAW. untuk mengadukan nasibnya.
"Ya Rasulullah, orang-orang (kaya) yang memiliki harta berlimpah bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi (di sisi Allah) dan kenikmatan yang abadi (di surga). Mereka melaksanakan shalat seperti kami melaksanakan shalat dan mereka berpuasa seperti kami berpuasa, tetapi mereka memiliki kelebihan harta yang mereka gunakan untuk menunaikan ibadah haji, umrah, jihad, dan sedekah, sedangkan kami tidak memiliki harta." (Al-Bukhari Hadits No. 807 dan 5.970 dan Muslim Hadis No. 595)

Dari hadits itu, kita bisa menarik benang merah kalau keutamaan orang-orang kaya adalah dapat melakukan ibadah yang tidak bisa dilakukan orang miskin.

Ulama terkenal, Imam Ibnu Hajar al-'Asqalani berkata, "Dalam hadits ini (terdapat dalil yang menunjukkan) lebih utamanya orang kaya yang menunaikan hak-hak (Allah) pada (harta) kekayaannya dibandingkan dengan orang miskin karena berinfak di jalan Allah (seperti yang disebutkan dalam hadits di atas) hanya bisa dilakukan oleh orang kaya." (Kitab Fathul Baari)

Namun, jangan salah juga dalam menyikapi kondisi kemiskinan, sebab orang miskin dalam pandangan Islam juga memiliki keutamaan. Rasulullah SAW. bersabda kepada Aisyah RA.,
"Mereka (orang-orang miskin) lebih dahulu 40 masuk ke surga sebelum orang-orang kaya. Wahai Aisyah, janganlah engkau menolak (tidak memberi) seorang miskin walaupun dengan setengah butir kurma! Wahai Aisyah, cintailah orang-orang miskin dan mendekatlah kepada mereka, maka Allah akan mendekatkanmu pada-Nya di Hari Kiamat." (HR. at-Tirmidzi)

Sahabat Abu Dzar RA. berkata,
"Rasulullah berwasiat padaku agar mencintai orang-orang miskin dan mendekat pada mereka." (HR. Imam Ahmad)

Bahkan, ada doa nabi yang berkaitan dengan kaum miskin ini yakni,
"Ya Allah, hidupkanlah aku sebagai orang miskin, matikanlah aku sebagai orang miskin, dan bangkitkanlah aku sebagai orang-orang miskin pula."

Sesungguhnya seorang Muslim wajib meyakini hidup di dunia dan akhirat tidak akan selamat apabila tidak menaati perintah Allah dan rasul-Nya. Apabila seorang Muslim ditakdirkan Allah memiliki kewenangan dan kekuasaan sehingga berpeluang melakukan korupsi, tetapi tidak dilakukannya karena takut kepada Allah. Dia tidak hanya berpikir dan bertindak untuk waktu sekejap di dunia atau sekadar mengejar kekayaan dan kesejahteraan semu di dunia ini.

Sebaliknya apabila Anda diamanahi sebagai pemimpin apa pun tingkatannya, harus digunakan sebagai jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Caranya dengan memberdayakan, peduli, dan mengangkat harkat derajat kaum yang tak beruntung. Meskipun pemerintah sudah menggulirkan berbagai kebijakan pro-kemiskinan seperti Jamkesmas, Jamkesda, Raskin, Keluarga Harapan, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), maupun bantuan siswa miskin, tetap saja belum bisa mengangkat kehidupan masyarakat miskin. Sungguh ironis ketika kaum tak beruntung belum bisa dipenuhi kebutuhan hidup minimalnya. Namun, para pejabat yang mengurusi kaum miskin malah sebaliknya, sulit menemukan pejabat yang menderita untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Idealnya, seorang pemimpin harus berani hidup menderita bukan sebaliknya siap menjadi kaum kaya baru. Jangan berpesta di atas penderitaan lingkungannya. Seraplah suara-suara rakyat yang kadang berkata, "Dalam hidup ini untuk mencari yang haram susah apalagi yang halal." Akhirnya mereka mencari jalan pintas sebatas untuk mencukupi kebutuhannya. Mereka kurang paham dengan ajaran agamanya, tetapi setiap hari selalu membaca dan mendengar berita soal korupsi dan manipulasi sehingga pemikirannya dipenuhi dengan buruk sangka (suuzan).

Kaum yang diberikan kemudahan dalam mencari rezeki Allah sepantasnya bahkan seharusnya jangan langsung dicap sebagai kaum pencinta dunia, apalagi jauh dari Allah. Ajaran Islam tidak melarang umatnya untuk menjadi kaya bahkan dianjurkan untuk kaya. Persoalannya bukan kaya atau miskin, melainkan bagaimana kita mendapatkan kekayaan itu lalu bagaimana membelanjakannya? Kedua, pertanyaan mengenai harta itu akan dikemukakan Allah di persidangan akhirat kelak. Cara mendapatkan kekayaan harus halal dan bersih serta pengeluarannya harus di jalan yang baik. Kita tak bisa membelanjakan harta hasil korupsi di jalan agama Allah, misalnya dengan menyumbang masjid atau pesantren meski alasannya untuk membersihkan diri.

Harta yang dibersihkan dengan dana zakat, infak, dan sedekah adalah harta yang dari awalnya didapat dengan cara-cara yang halal. Hanya, dalam harta itu masih terdapat bagian kaum lain yang kurang mampu sehingga wajib kita sisihkan dan bersihkan. Selama ini ada kesan kalau ibadah seperti zakat, infak, sedekah, haji, maupun umrah merupakan pembersih dari harta kita yang didapat dengan cara yang kurang baik.

Tentu bagi kaum yang kurang beruntung juga harus mewaspadai adanya peringatan dari Nabi Muhammad SAW. yang menyatakan, kemiskinan cenderung dekat kepada kekufuran. Seseorang yang miskin secara ekonomi lebih mudah diiming-imingi sesuatu agar melaksanakan perbuatan yang jauh dari nilai-nilai Islam. Bahkan, kaum miskin sering dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat.

Kesimpulannya, semua akan kembali kepada bagaimana menyikapinya. Rasanya kurang tepat kalau dikatakan bahwa Muslim ideal itu adalah yang miskin saja atau yang kaya saja. Yang ideal adalah yang miskin tetapi bersabar dan yang kaya tetapi banyak berinfak serta syukur. Keduanya telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya.

Wallahu a'lam. ***

[Ditulis oleh H. PUPUH FATHURRAHMAN, Sekretaris Senat UIN Sunan Gunung Djati dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Pesantren Raudhatus Sibyan Sukabumi. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Kliwon) 16 Februari 2012 / 23 Rabiul Awal 1433 H. pada Kolom "CIKARACAK"]

by

u-must-b-lucky
Setiap hari jika kita perhatikan dengan seksama bahwa ramainya jalanan di Indonesia saat ini sebagian besar didominasi oleh kendaraan bermotor roda dua alias sepeda motor. Setiap hari... Disaat kepemilikan sepeda motor di Indonesia mudah dan murah, maka saat itu pula produsen sepeda motor berlomba-lomba menampilkan produk terbarunya untuk menarik minat konsumen.

PT. Astra Honda Motor (AHM), sebagai produsen sepeda motor "Honda" di Indonesia yang selama ini selalu identik dengan produk sepeda motor ber-teknologi mutakhir, irit bahan bakar, ramah lingkungan serta harga yang sangat terjangkau. AHM pada tahun 2005 mulai memperkenalkan produk sepeda motor yang mengadopsi teknologi mutakhir sistem bahan bakar injeksi atau Fuel Injection (PGM-FI) yang irit bahan bakar, ramah lingkungan serta dengan harga terjangkau pada konsumen Indonesia pada produk "Supra X Helm-In 125 cc". Selanjutnya AHM berkomitmen menjadikan semua produk mereka di Indonesia menggunakan teknologi injeksi PGM-FI. Karena itulah tidak berlebihan bila Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda.

Mengapa harus sistem bahan bakar injeksi? Sekarang, disaat marak tuntutan untuk segera mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor, makin gencarnya ajakan/himbauan penghematan penggunaan bahan bakar, serta makin tingginya harga bahan bakar minyak. Hal tersebut tidak akan mampu lagi dipenuhi oleh mesin kendaraan bermotor dengan sistem pembakaran konvensional yang menggunakan karburator. Maka dari itu penggunaan mesin dengan sistem bahan bakar injeksi merupakan jawaban yang tepat dari tuntutan keadaan sebagaimana tersebut di atas, karena pada sistem bahan bakar injeksi dilengkapi perangkat elektronik yang mampu menjamin perbandingan bahan bakar dan udara selalu akurat di setiap putaran mesin sehingga irit bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan ramah lingkungan.
Mesin dengan Sistem Bahan Bakar Injeksi PGM-FI.
Yang dimaksud dengan sistem bahan bakar injeksi atau Fuel Injection (PGM-FI) adalah sistem suplai bahan bakar dengan teknologi kontrol elektronik yang mampu memasok bahan bakar dan oksigen secara optimum sesuai dengan kebutuhan mesin pada setiap keadaan. Teknologi injeksi ini dikembangkan oleh "Honda" mulai tahun 1981 dan telah memberikan banyak manfaat bukan hanya untuk konsumen karena irit bahan bakar juga ramah lingkungan dan dengan harga yang terjangkau. Inilah sebabnya Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda.

Pada setiap sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI terdapat sensor-sensor canggih yang membuat sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI menjadi lebih bertenaga, irit dan ramah lingkungan. Sensor-sensor itu adalah sebagai berikut:
  1. Pada setiap sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI terdapat sensor TP, MAT, IAT untuk memberikan masukan kepada ECM tentang jumlah udara yang mengalir di dalam mesin. Dimana ECM adalah sebuah rangkaian mini komputer yang berfungsi menerima sensor untuk memerintahkan penyemprotan jumlah bahan bakar dan waktu pengapian (injection). Ada pula sensor EOT untuk memonitor kondisi panas mesin akan dilaporkan ke ECM yang merupakan "otak" sepeda motor "Honda".
  2. Disamping itu pula pada sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI terdapat sensor Bank Angle untuk memonitor kemiringan sepeda motor sekitar 60 derajat dan melaporkannya ke ECM. Fungsi sensor ini mematikan mesin sepeda motor secara otomatis jika sepeda motor terjatuh. Hal itu mengantisipasi ledakan sepeda motor akibat bocornya tabung bensin ketika sepeda motor terjatuh.
  3. Terakhir, fitur MIL (Malfunction Indicator Lamp) untuk menginformasikan segala sesuatu jika terjadi kerusakan pada sistem injeksi dan sensor ke pengendara berupa kode mengedipnya lampu berwarna merah pada layar speedometer.
Dari sini terlihat jelas bahwa Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda. Berikut ini kelebihan sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI adalah:
  1. Pada PGM-FI dengan memadukan sensor oksigen cerdas dan catalytic converter mampu menekan emisi gas buang. Untuk membuat produknya lebih ramah lingkungan, AHM telah mendeklarasikannya jauh sebelum ketentuan emisi gas buang EURO 3 diberlakukan di dunia.
  2. Konsumsi BBM lebih hemat hingga 17%. Hal ini didapat karena keakuratan teknologi injeksi PGM-FI dalam mengendalikan komposisi pasokan bahan bakar dan oksigen mampu menghasilkan pembakaran yang lebih efisien.
  3. Mesin lebih bertenaga (powerfull). Pengaturan kinerja mesin yang telah terprogram pada setiap putaran mesin memberikan efek akselerasi yang lebih responsif pada sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI .
  4. Teknologi injeksi PGM-FI mudah dalam perawatan karena terdapat sistem kendali elektronik yang didukung oleh MIL (Malfunction Indicator Lamp) serta kemudahan menghidupkan mesin dalam segala kondisi suhu udara.
Dengan kelebihan-kelebihan tersebut di atas, maka sudah sepantasnya Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda.

Kemudian bila dikaitkan pada kondisi serta situasi Indonesia/dunia saat ini serta masa yang akan datang, dan sebagai dampak makin tingginya harga bahan bakar minyak. Maka penggunaan sepeda motor irit bahan bakar seperti "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI adalah keputusan yang paling bijak. Dan sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI merupakan jawaban yang tepat untuk kebutuhan transportasi ramah lingkungan yang dilengkapi teknologi mutakhir serta harga sangat terjangkau. Maka tidak salah lagi Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda.

Berbagai varian sepeda motor "Honda" yang telah mengadopsi teknologi injeksi PGM-FI adalah Spacy Helm-In 110 cc, Supra X Helm-In 125 cc, CBR 150 cc dan 250 cc, Revo AT dan PCX.
Varian "Honda" dengan PGM-FI.
Jadi, jika Anda ingin memiliki sepeda motor dengan teknologi injeksi mutakhir dengan performa mesin prima, irit bahan bakar dengan harga yang sangat bersahabat dan ramah lingkungan, adalah pilihan yang paling tepat jika Anda memilih Sepeda motor "Honda" dengan teknologi injeksi PGM-FI karena jelas Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda. ***

[Disarikan dari berbagai sumber dan tulisan ini disusun dalam rangka mengikuti Honda PGM-FI SEO Competition 2012 yang diadakan oleh PT. ASTRA HONDA MOTOR]
Add Logo Honda PGM-FI SEO Competition
by

u-must-b-lucky
Ultrabook adalah sebuah genre baru dalam dunia mobile computing yang akan segera membanjiri pasaran. Awalnya ultrabook dikembangkan oleh Intel dengan menggabungkan kenyamanan penggunaan sebuah tablet dengan kemampuan produktivitas dari sebuah notebook yang bertenaga. Dimensi yang tipis, bobot ringan, instant on (langsung siap pakai saat dihidupkan), dan daya tahan baterai dalam kondisi standby adalah hal yang diidamkan dari sebuah tablet. Akan tetapi, kurangnya kemampuan produktivitas dari sebuah tablet membuatnya kurang handal saat diajak bekerja berat. Semua aspek inilah yang dipadu dalam sebuah Ultrabook.

ACER sebagai salahsatu pabrikan teknologi komputer terkemuka yang semakin serius untuk menggarap pasar laptop tipis, atau yang biasa disebut dengan ultrabook ini. Sebagai bukti keseriusan ACER ini ditandai dengan peluncuran produk terbarunya yaitu Acer Aspire S3 Ultrabook™ yang merupakan 1st Ultrabook in Indonesia.

Adapun Acer Aspire S3 Ultrabook™ produksi ACER ini memiliki luas layar 13,3 inci dan jika dilihat dari dimensi, Acer Aspire S3 Ultrabook™ tergolong jauh lebih tipis dibandingkan acuan dasar sebuah Ultrabook. Acer Aspire S3 Ultrabook™ memiliki ketebalan hanya 13mm di sisi depan dan hanya 17mm di sisi paling tebalnya (belakang). Bobot Ultrabook ini juga hanya berkisar 1,35kg. Ini berarti Acer Aspire S3 Ultrabook™ memiliki berat yang serupa dengan sebuah netbook 10” dan ketebalan yang tak berbeda jauh dengan sebuah tablet PC. Wow..! Salah satu sebab mengapaAcer Aspire S3 Ultrabook™ pantas disebut dengan Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik.
Desain tipis dan ringan padaAcer Aspire S3 Ultrabook™ ini tidak serta-merta diikuti dengan pengecilan komponen input (pointing device dan keyboard). Anda tetap bisa menikmati keyboard chiclet berukuran normal dan pointing device (touch pad) dengan permukaan luas. Touchpad yang digunakan padaAcer Aspire S3 Ultrabook™ memang berukuran besar dengan desain minimalis. PadaAcer Aspire S3 Ultrabook™ anda tidak akan menemui tombol untuk klik kanan dan kiri. Untuk “klik kiri” bisa dilakukan dengan menekan touchpad sedikit lebih dalam. Sementara “klik kanan” dilakukan dengan menekan sudut kanan bawah dari touch pad ini lebih dalam. Sebuah penataan yang memungkinkan permukaan touchpad berukuran besar dengan kenyaman pakai maksimal. Keunggulan lain yang mengantarkanAcer Aspire S3 Ultrabook™ pantas disebut dengan Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik.

Saat ini sudah bukan jamannya, di mana kita melakukan shutdown notebook untuk mengirit baterai. Pada saat menggunakan Ultrabook, Anda tidak perlu mematikan semua aplikasi saat menyudahi sebuah sesi penggunaan. Anda cukup menutup Ultrabook saja dan membiarkan proses sleep bekerja. Saat Ultrabook diaktifkan, dalam hitungan beberapa detik saja, Windows sudah langsung hidup dan semua aplikasi langsung dapat digunakan.

Fitur instant-on yang ada diAcer Aspire S3 Ultrabook™ akan berbeda dengan standar sebuah Ultrabook. Apabila Ultrabook pada umumnya menjalankan proses instant-on saat tombol power (atau tombol keyboard lainnya) ditekan,Acer Aspire S3 Ultrabook™ akan langsung hidup saat Anda membukanya (lid activated). Satu hal lagi yang unik dariAcer Aspire S3 Ultrabook™ adalah Instant Connect. Acer Instant Connect memungkinkanAcer Aspire S3 Ultrabook™ mengakses internet hanya dalam 2.5 detik, atau 4 kali lebih cepat dari portable PC pada umumnya, sehingga dapat mengurangi waktu tunggu dan pengguna dapat segera bekerja ataupun menikmati hiburan. Jadi, selain langsung hidup, aplikasi langsung siap sedia digunakan, konektivitas jaringan pun sudah langsung bisa dipakai. Hal ini tepat untuk pengguna PC yang memiliki aktivitas sangat dinamis. Semakin pantas saja jikaAcer Aspire S3 Ultrabook™ disebut dengan Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik.
Jika ditanya daya tahan baterai bagaimana..?Acer Aspire S3 Ultrabook™ ini memiliki daya tahan baterai yang tergolong hemat, ini berkat teknologi Green Instant On, di mana jika unit tidak ada aktivitas setelah 480 menit, maka ia akan otomatis masuk ke kondisi deep sleep dan hasilnya ia mampu memiliki stand by time hingga 50 hari. Sangat menguntungkan bagi penggunanya, tak perlu pusing-pusing mencari posisi duduk di ruang meeting yang dekat dengan sumber listrik. Dengan daya tahan baterai yang sangat baik (hingga 6 jam untuk versi harddisk dan 7 jam untuk versi SSD), rasanya Anda memang tidak akan membutuhkan baterai cadangan.

Untuk melihat performa dariAcer Aspire S3 Ultrabook™ ini, kita mulai dengan prosesor yang digunakan Acer Aspire S3 Ultrabook™ diperkuat oleh prosesor generasi kedua Intel® Core™ i5 –nyata terasa responsivitasnya dan tetap stylish. Dengan Intel® Turbo Boost Technology yang mengadopsi performa sesuai kebutuhan dan kemampuan visual mengagumkan, Acer Aspire S3 Ultrabook™ juga ultra tipis dan menyala ultra cepat. Performa yang ditawarkannya tidak jauh berbeda dibandingkan Core i3, i5, atau i7 generasi kedua versi mobile (untuk notebook). Hal ini disebabkan proses fabrikasi 32nm dan arsitektur Sandy Bridge yang sudah sangat efisien dalam menyuguhkan performa tinggi. Selain itu, tersedianya VGA Intel HD terbaru di dalam prosesor ini akan membuatnya mampu menjalankan film Full HD (bahkan beberapa film sekaligus) dengan mudah. Bahkan, beberapa game 3D mainstream dapat dimainkan dengan sistem VGA ini.
Untuk aktivitas multimedia notebook mungil biasanya memiliki speaker mungil. Efeknya, jangankan berbicara soal kualitas suara, untuk mendengarkan suara yang dihasilkan saja sudah cukup susah karena speaker kurang nyaring. Hal ini tidak akan anda temui padaAcer Aspire S3 Ultrabook™. Tata suara Dolby sudah melengkapi sound system-nya. Kelantangan speaker pun hanya bisa ditandingi beberapa notebook PC berukuran besar. Intinya, penggunaAcer Aspire S3 Ultrabook™ tidak akan membutuhkan speaker portabel untuk meningkatkan volume suara speaker-nya.

Masih ada lagi yang perlu diketahui yaitu, sarana penyimpanan (storage)Acer Aspire S3 Ultrabook™ pun tergolong unik. Ada dua pilihan yang tersedia: SSD atau harddisk. Untuk versi SSD, sudah tentu performanya tinggi dan proses Instant-On menjadi hal yang cukup wajar. Untuk versi harddisk (320GB),Acer Aspire S3 Ultrabook™ sebenarnya juga menggunakan SSD 20GB yang dipakai untuk meningkatkan performa storage secara keseluruhan. Instant-On menjadi sangat cepat dengan adanya SSD tambahan ini. Sementara, performa sistem secara keseluruhan, juga meningkat karena SSD tersebut digunakan untuk cache utama dalam proses baca-tulis. Metode yang sama sudah diimplementasikan pada sistem desktop berbasis Sandybridge dengan chipset terkini, yang menghasilkan peningkatan performa storage secara signifikan. Semakin jelas saja jika sebutan Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik ini pantas diberikan kepada Acer Aspire S3 Ultrabook™.
Persaingan untuk pasar ultrabook tahun depan (2012) diperkirakan bakal sengit dan ACER tak mau ketinggalan start dan kehilangan momentum. Jika ultrabook lain dipasang dengan harga yang tidak bersahabat dengan kantong, maka hal itu tidak berlaku untukAcer Aspire S3 Ultrabook™ yang telah mendapatkan penghargaan CES Innovations 2012 Design and Engineering Award Honoree for Featherweight Ultrabook, tersedia di jaringan retail ACER mulai dari Rp. 7 juta-an. Makin lengkap saja jikaAcer Aspire S3 Ultrabook™ pantas disebut sebagai Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik.


Lihat berikut ini adalah spesifikasiAcer Aspire S3 Ultrabook™,
SPESIFIKASI:
  • Prosesor: 2nd-generation Intel® Core™ i5 ultra-low voltage CPU.
  • Layar: 13.3-inch HD LED, 1366 x 768.
  • Konektor: 2x USB 2.0, HDMI-out port.
  • Storage: Hybrid 320 GB HDD + 20 GB SSD (sebagai cache drive).
  • Card reader: mendukung SD Card dan Multi Media Cards.
  • Webcam: Integrated Acer Crystal Eye 1.3MP camera and microphone.
  • Konektivitas: Acer InviLink Nplify 802.11 b/g/n Wi-Fi CERTIFIED, Bluetooth 4.0 + HSR.
  • Audio: Dolby Home Theater v4, combo audio jack.
  • OS: Windows 7 Home Premium.
  • Bodi: Magnesium-Aluminum alloy chassis and a lid with a fingerprint-free metal finish.
  • Keyboard: Full-size Acer FineTip chiclet keyboard.
Jadi, jika Anda menginginkan kemudahan dan kenyamanan sebuah tablet dengan performa sebuah notebook kelas atas dengan harga yang sangat bersahabat dan terjangkau,Acer Aspire S3 Ultrabook™ adalah pilihan yang paling tepat. Anda tidak perlu lagi membawa sebuah notebook dan tablet PC untuk memperoleh kelebihan dari keduanya. *** [Tulisan ini disusun dalam rangka mengikuti S3O CONTEST Acer Aspire SEO Contest yang diadakan oleh ACER Indenesia.]

Aspire S3 SEO Contest Logo
by

u-must-b-lucky
Enhanced by Zemanta
Setiap insan pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Tujuan hidup manusia tidak lain adalah untuk memperoleh kebahagiaan dan menghindari kesengsaraan. Dengan kebahagiaan, manusia akan hidup dengan tenang, tenteram, dan menyenangkan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan manusia untuk meraih kebahagiaan dalam hidupnya.

Ada orang yang meyakini bahwa pintu kebahagiaannya dapat terbuka ketika ia memiliki harta yang melimpah sehingga ia banting tulang siang dan malam untuk meraih harta sebanyak-banyaknya. Bahkan, tidak jarang cara yang ditempuhnya bertentangan dengan hukum negara maupun agama. Hal ini terjadi karena yang ada dalam benaknya adalah bagaimana ia memiliki harta yang melimpah. Ia meyakini bahwa kunci kebahagiaannya ditentukan pada banyaknya harta.

Selain itu, ada juga orang yang meyakini bahwa kunci kebahagiaan hidupnya ditentukan oleh tingginya kedudukan dan jabatan. Yang ia pikirkan adalah bagaimana cara ia mendapatkan kedudukan dan jabatan setinggi-tingginya. Sogok sana suap sini, jilat sana jilat sini. Hal ini dilakukannya demi jabatan ataupun/kedudukan. Semua itu dilakukan karena ia meyakini bahwa kebahagiaan hidupnya ditentukan pada tingginya kedudukan dan jabatan.

Namun, tidak jarang ketika harta yang melimpah dan kedudukan yang tinggi telah diraihnya bukannya kebahagiaan yang didapatnya, melainkan penderitaan. Ia jatuh sakit karena terlalu memaksa dirinya dalam meraih harta dan kedudukannya. Atau, bahkan berujung dengan mendekam di dalam jeruji besi karena jalan yang ditempuhnya melanggar aturan.

Dalam pandangan Islam, kunci pintu kebahagiaan itu tidak terletak pada harta maupun jabatan, tetapi terletak pada sejauh mana kita mendidik dan membina diri, memperbaiki dan menyucikannya. Sebaliknya kecelakaan dan kesengsaraan diri kita sangat ditentukan oleh sejauh mana kerusakan, kekotoran, dan kebusukan jiwa kita. Hal ini didasari oleh firman Allah SWT.,

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams: 9-10)

Rasulullah SAW. bersabda,
"Semua manusia beramal dan menjual dirinya memperbaiki dirinya atau membinasakannya." (HR. Muslim)

Kebahagiaan itu tidak muncul dari luar diri kita, tetapi datang dari dalam diri kita sendiri. Kebahagiaan akan terasa ketika kita memahami dan menyadari bahwa semua yang kita terima sudah diatur oleh Yang Maha Pengatur, yakni Allah SWT. Sedangkan kewajiban kita adalah berikhtiar dan berdoa.

Oleh karena itu, orang yang bahagia itu bukanlah orang yang selalu mendapatkan kesenangan, sebaliknya orang yang celaka itu bukanlah orang yang selalu dirundung duka. Namun, orang yang berbahagia itu adalah orang yang mampu menyikapi berbagai hal yang menimpanya, baik itu kesenangan maupun duka nestapa dengan sikap diri yang penuh husnuzan (baik sangka) kepada Allah.

Artinya, kalaupun ditimpa musibah yang besar, ia akan merasakan kebahagiaan karena ia meyakini bahwa musibah ini adalah sebagai bentuk dari kasih sayang Allah dengan memberikan satu peringatan kepadanya, menjadi jalan penggugur atas dosa-dosanya. Oleh karena itu, dengan mendidik, membersihkan dan menyucikan jiwa akan menjadikan kita mengetahui apa yang harus dilakukan ketika mencari sesuatu yang diinginkannya dan mengetahui sikap apa yang harus dilakukannya dalam menyikapi hasil yang diperolehnya. Dengan demikian, sikapnya selalu sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Misalnya, ketika ia mencari harta ia akan memperhatikan apakah cara yang dilakukannya sesuai dengan aturan Islam atau tidak? Begitu pun ketika ia telah mendapatkan harta ia akan mempergunakannya pada jalan yang dirhidai oleh Allah SWT. Begitu pun dalam menggapai suatu kedudukan dan jabatan, ia akan meraihnya dan mempergunakan jabatannya sesuai dengan ketentuan yang telah di ajarkan oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya.

Kalaupun tidak mampu meraih apa yang diharapkannya, ia akan menyadari dan meyakini bahwa inilah hasil yang terbaik baginya karena ia menyakini apa yang ditentukan oleh Allah untuknya merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada dirinya sehingga ia merasa bahagia dengan apa yang ia dapatkan.

Allah SWT. berfirman,

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)

Dengan senantiasa mendidik jiwanya akan menjadikan seseorang menjadi pribadi yang mengagumkan.

Rasulullah SAW. bersabda,
"Luar biasa urusan orang Mukmin itu. Sesungguhnya semua urusannya itu baik dan itu semua tidak dimiliki kecuali oleh orang Mukmin. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, dan itu sangat baik baginya. Jika ia ditimpa cobaan, ia bersabar, dan itu sangat baik baginya." (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, sebagai orang beriman yang mengharapkan dapat meraih kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat seyogyanya berusaha untuk mendidik, membina, membersihkan, dan menyucikan jiwanya karena kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat ditentukan olehnya.

Pertanyannya, bagaimanakah cara membina, membersihkan, dan menyucikan jiwa? Jawabannya, dengan membina dan meningkatkan keimanan dan amal saleh.

Allah SWT. berfirman,

وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-'Ashr (103): 1-3)

Dalam firman Allah yang lain,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97)

Wallahu 'alam. ***

[Ditulis oleh DIKY DILLY, Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kec. Sukasari Kota Bandung, anggota Bidang Pendataan Siswa FKDT Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Wage) 10 Februari 2012 / 17 Rabiul Awal 1433 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

by

u-must-b-lucky
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Luqman: 12)

Luqman, nama lengkapnya adalah Luqman bin Faghur bin Nakhuur bin Tarih. Demikian pendapat yang dikemukakan Muhammad bin Ishaq. Menurut versi lain, nama lengkapnya Luqman bin 'Anqo' bin Saduun.

Dalam sebuah hadits, Ibnu Umar menyatakan, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
"Luqman bukanlah seorang Nabi. Akan tetapi ia adalah seorang hamba yang gemar tafakkur, berkeyakinan baik dan cinta kepada Allah SWT. Hingga Allah mencintainya dan kemudian menganugerahi hikmah kepadanya."

Pendapat jumhur ulama' pun mengungkapkan bahwa beliau adalah seorang wali yang sholih. Meski pendapat lain menyatakan beliau adalah seorang nabi.

Suatu ketika seorang laki laki mendapati Luqman sedang berbicara dengan hikmah. Ia pun terheran heran dan bertanya, "Bukankan anda adalah penggembala kambing?" Luqman menyahut, "Benar." "Lalu, bagaimana anda bisa mendapat derajat seperti itu?" tanyanya. Ternyata Luqman memberikan jawaban yang cukup mengherankan, "Demikian ini aku peroleh adalah dengan selalu bersikap jujur dalam berbicara, menunaikan amanat yang aku emban dan menghindari hal hal yang tidak berguna."

Postur Luqman adalah sosok laki laki yang berkulit hitam dan berbibir tebal. Bila beliau memergoki seseorang yang memandanginya, beliau akan berkata, "Jika engkau melihatku orang yang berbibir tebal, tapi yang mengalir dari bibir ini adalah perkataan yang lembut. Dan jika engkau melihatku berkulit hitam, tapi hatiku seputih kapas."

Sebenarnya Allah telah menyodorkan satu di antara dua pilihan kepada Luqman. Menjadi khalifah di bumi (nabi) atau mendapatkan hikmah. Dan ternyata Luqman lebih memilih diberi hikmah. Pada saat beliau tertidur di tengah hari, tiba tiba ada suara memanggilnya, "Wahai Luqman, bukankah Allah telah memperkenankan engkau menjadi khalifah di bumi? Sehingga engkau bisa menegakkan hukum dengan haq?" Luqman menjawab, "Bila Allah memberikan pilihan kepadaku, maka aku akan memilih selamat dan dijauhkan dari cobaan. Dan bila Allah menegaskan pada hanya satu pilihan, maka aku hanya akan patuh dan taat. Karena aku yakin Allah akan memberikan pertolongan kepadaku." Kemudian suara malaikat tadi bertanya lagi, "Wahai Luqman, bukankah engkau diperkenankan untuk mendapatkan hikmah?"

Dengan indah beliau menjawab, "Sesungguhnya seorang hakim itu berada pada posisi yang sangat berat dan yang paling keruh. Ia akan dikelilingi orang-orang teraniaya dari segala penjuru. Bila ia bersikap adil, ia akan selamat. Sebaliknya bila ia melakukan kekeliruan, berarti ia akan tersesat jalan menuju surga. Seseorang yang menjadi hina di dunia akan lebih baik daripada menjadi orang mulia. Barang siapa yang memilih dunia dari pada akhirat, ia akan dicampakkan dunia dan tak dapat memperoleh akhirat." Malaikat kagum mendengar jawaban yang disampaikan Luqman. Kemudian Allah memerintahkan untuk memberinya hikmah. "Hikmah" adalah pemahaman yang mendalam dalam bidang agama, kecerdasan akal dan kebenaran dalam ucapan.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13)

Luqman adalah seseorang yang paling sayang dan cinta kepada anak-anaknya. Maka sepantasnya beliaupun ingin memberikan hal yang terbaik untuk mereka. Karena itulah yang pertama kali dinasihatkan kepada anaknya adalah menghindarkan diri dari mempersekutukan Allah dengan apapun. Mempersekutukan Allah adalah bentuk kadzaliman. Sebab mempersamakan Dzat yang berhak disembah dengan yang tidak berhak berarti meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.

Sewaktu turun ayat 82 surat Al An'am:

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَـٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Para sahabat menjadi gundah gulana. Mereka bertanya tanya siapa di antara mereka yang tidak mencampur adukkan keimanannya dengan kedzaliman. Kemudian Rasulullah SAW. menjelaskan,
"Sesungguhnya tidak demikian. Tidakkah kalian ingat nasihat Luqman kepada anaknya: Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya perbuatan syirik adalah bentuk kedzaliman yang besar."

Selanjutnya Allah mengabadikan nasihat Luqman tadi dalam ayat:

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman: 14-15)

Kepatuhan dan berbuat yang terbaik kepada kedua orang tua adalah suatu perintah Allah. Terlebih lagi terhadap ibunya. Sebab berbulan bulan lamanya beliau mengandung anaknya dengan menanggung segenap penderitaan. Setelah itu, siang malam selalu disibukkan dengan menyusui, merawat, menjaga dan mengasuhnya dengan penuh kecintaan. Hingga tiba waktunya untuk menyapihnya setelah ia genap berumur dua tahun. Karena itu lah sudah sepantasnya beliau lebih berhak untuk kita hormati dan kita muliakan.

Akan tetapi, kepatuhan ini tidak bersifat mutlak. Ini hanya berlaku untuk selain perintah melakukan pelanggaran pelanggaran syari'at dan mengabaikan ketentuan ketentuan syara'. Termasuk di dalamnya perintah kedua orang tua kepada anaknya untuk mempersekutukan Allah. Tidak sekalipun seorang anak diperkenankan tunduk dan patuh pada perintah orang tuannya untuk berbuat syirik.

Ayat ini diturunkan pada waktu Sa'ad bin Malik masuk Islam. Ibunya yang tahu bahwa anaknya telah masuk Islam, bersumpah untuk melakukan aksi mogok makan dan minum hingga Sa'ad mau keluar lagi dari Islam. Walau toh ibunya telah berbuat begitu kepadanya, ia tetap bersikap baik kepada ibunya dan membujuknya untuk makan. Hingga pada hari ke tiga dan ibunya tetap tidak mau makan, Sa'ad berkata, "Wahai bunda, walaupun engkau memiliki seratus nyawa sekalipun, tidak akan pernah aku meninggalkan agamaku ini." Ketika ibunya tahu bahwa anaknya tidak akan goyah imannya, maka ia pun menghentikan aksinya dan mau makan.

Dalam ayat ini pula Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Kata Sufyan bin 'Uyainah: "Barang siapa telah melakukan shalat lima waktu, berarti ia telah bersyukur kepada Allah. Dan barang siapa telah mendo'akan kedua orang tuanya setelah shalat lima waktu, berarti ia telah bersyukur kepada kedua orang tuanya."

Ketika anaknya bertanya kepada Luqman, "Wahai abah, apabila aku telah melakukan satu kesalahan yang tidak pernah bisa dilihat oleh siapapun, bagaimana Allah bisa mengetahuinya?" Beliau menjawabnya dengan sebuah nasihat yang tercantum dalam Al-Qur'an,

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِي

(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman: 16)

Nasihat ini adalah petuah terakhir beliau yang disampaikan kepada anaknya. Sebab petuah ini sangat membekas di hati anaknya.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman: 18-19)

Di samping shalat yang menjadi tugas ritual kita, amar ma'ruf nahi munkar yang memang semestinya menjadi garapan kaum Muslimin, sebagaimana dinasihatkan Luqman, sudah semestinya kita menghiasi diri kita dengan perilaku dan budi pekerti yang baik. Kita mesti lebih banyak berlatih untuk berlaku sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah, dalam menahan diri dari melakukan larangan-larangan Allah. Juga bersabar dalam mengahadapi segala bentuk bencana dan cobaan yang menimpa diri kita.

Berusaha menghindarkan diri kita sejauh jauhnya dari sifat sombong dan membanggakan diri sendiri. Bersikap tenang dalam berjalan dan tidak menampakkan keangkuhan. Lemah lembut dalam bicara dengan suara sedang.

Menurut pendapat Wahb, Luqman telah membicarakan sebanyak dua belas ribu hal dengan hikmah. Di antaranya: "Wahai ananda,
  1. Jadikanlah taqwa sebagai harta dagangmu, tentu engkau akan beruntung besar.
  2. Jangan engkau menjadi orang yang lebih lemah dari pada ayam jago. Ia akan bersuara di waktu-waktu sahur sementara kamu masih merasa hangat di balik selimutmu.
  3. Jangan kau tunda taubatmu, karena kematian akan mendatangimu dengan tiba tiba.
  4. Kamu tidak akan pernah menyesal untuk bersikap diam dalam hal hal yang tidak berguna. Sebab bila berbicara itu adalah perak, maka bersikap diam adalah emas.
  5. Pergaulilah para ulama' dan dengarkanlah kata-kata hukama'. Karena Allah menyuburkan bumi dengan tetesan air hujan. Siapa yang bohong berarti telah sirna air mukanya. Dan siapa yang berbudi pekerti buruk ia akan banyak merasakan kesusahan. Memindah batu besar dari tempatnya akan lebih gampang dari pada memahamkan orang yang tidak faham.
  6. Jangan kamu mempelajari sesuatu yang belum kamu ketahui sehingga kamu telah mengamalkan apa yang kamu ketahui.
  7. Dunia adalah lautan yang sangat dalam. Sudah banyak orang yang tenggelam di dalamnya. Karena itu jadikanlan taqwa sebagai perahumu untuk mengarunginya. Isinya adalah keimanan dan layarnya adalah tawakal kepada Allah. Barangkali saja kamu akan selamat.
  8. Berharaplah kepada Allah dengan pengharapan yang tidak menjadikanmu berani berbuat maksiat. Takutlah kepada Allah dengan rasa takut yang tidak menjadikanmu merasa putus asa dari rohmat Allah.
  9. Menjauhlah dari berhutang. Karena ia akan membuatmu terhina di siang hari dan merasa susah di malam hari.
  10. Ketika engkau telah terlahir ke dunia, berarti dunia telah membelakangimu dan akhirat telah menghadangmu. Rumah yang kamu tuju dalam perjalanan ini lebih dekat dari pada rumah yang telah kamu tinggalkan.
Budi pekerti dan akhlak mulia bukanlah sekedar adat yang mesti kita jalani. Tapi ia adalah sebuah pranata dan tatanan, yang mau tidak mau, harus kita terapkan dalam berbagai corak kehidupan. Apa pun keberadaan kita, bagaimana pun posisi kita, nilai yang mesti kita tonjolkan adalah akhlaqul karimah. Seperti yang telah dicontohkan Luqman lewat pribadinya atau pun nasihat-nasihat kepada anaknya.

Dari ilustrasi dan profil beliau yang begitu monumental, sebenarnya tersimpan sebuah rahasia kepribadian insan yang berkualitas kamil. Ketika beliau mendapatkan anugerah untuk menentukan pilihan antara dua kemuliaan, mendapatkan derajat kenabian dan mendapat hikmah, ternyata beliau lebih memilih hikmah bukan kenabian. Bukan karena derajat itu lebih tinggi, akan tetapi semua itu semata-mata atas kearifan beliau mengkoreksi dirinya terlalu berat menyandang gelar kenabian. Beliau mengkhawatirkan dirinya merasa tidak mampu mengembannya dengan baik

Begitulah sosok Luqman sang pujangga hikmah, dari bibir tebalnya meluncur kalam-kalam lembut pelipur hati yang bebal, dan dari si kulit hitam Luqman bertebaranlah berjuta makna kehidupan penerang hati yang kelam.

Semoga Allah membukakan pintu hati kita untuk dapat menerima hikmah-hikmahnya, amin.

Wallahu a’lam.***

[Oleh DAR EL AZKA & FAUZI HAMZAH. Tulisan disalin dari dari situs http://www.mushollarapi.blogspot.com/]


by
u-must-b-lucky