TAUBAT, ISTIGHFAR DAN BULAN RAMADHAN

Taubat adalah kembali kepada Allah SWT. setelah melakukan maksiat. Taubat merupakan rahmat Allah SWT. yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat tersebut.

Salah satu bentuk dari Taubat adalah membaca istighfar. Secara khusus, istighfar artinya menutup atau menutupi (membersihkan) cela agar tidak tampak. Apabila ada dosa atau kesalahan dibersihkan sehingga tetap dalam keadaan bersih dan suci dari dosa.

Berkaitan dengan istighfar, Rasulullah SAW. bersabda yang artinya, "Sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah di dalam sehari sebanyak 70 (tujuh puluh) kali lebih." (HR. Bukhari)

Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa Rasulullah SAW. beristighfar dalam sehari lebih dari 100 (seratus) kali. Dalam hadits lain diterangkan pula bahwa Rasulullah SAW. beristighfar kepada Allah SWT. dari kesalahan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan. Beristighfar dari kesalahan yang belum dilakukan maksudnya adalah sebagai permohonan untuk dijauhkan dari perbuatan salah pada waktu yang akan datang.

Perlu kita renungkan bahwa Nabi Muhammad SAW. merupakan manusia pilihan yang telah dimaksum (dijaga) oleh Allah SWT. dari segala salah dan dosa. Namun rasa syukur terhadap Allah SWT. tidak menjadi halangan bagi Nabi Muhammad SAW. untuk selalu memohon ampun, beristighfar kepada-Nya.

Islam tidak memandang manusia seperti malaikat yang tak pernah berdosa. Hal itu juga sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah SWT. Di antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, kerabat, bahkan terhadap Allah SWT. Dengan segala rahmat-Nya, Allah SWT. memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan, dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat, seperti tertera dalam Surah Al Baqarah ayat 160,
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَٰئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Allah SWT. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba terhadap Tuhannya, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 222,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri."

Pintu Taubat selalu terbuka luas tanpa penghalang dan tanpa batas. Taubat selalu terbuka selama nyawa manusia belum sampai di tenggorokan atau sebelum matahari terbit dari barat. Allah selalu membentangkan "tangan-Nya" bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya, seperti terungkap dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari, "Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima Taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat."

Dengan demikian, betapa rugi orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah SWT. dan membiarkan dirinya terus-menerus dalam kesesatan. Padahal pintu taubat selalu terbuka dan sesungguhnya Allah SWT. mengampuni semua dosa-dosa selama pintu-pintu taubat masih terbuka.

Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah SWT. adalah Taubat Nasuha, yaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam potongan Surat At-Tahrim ayat 8,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubat yang semurni-murninya."

Taubat nasuha adalah bertaubat dari dosa yang diperbuatnya saat ini dan menyesali dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu, serta berjanji untuk tidak melakukannya lagi di masa mendatang. Apabila dosa atau kesalahan tersebut terhadap sesama manusia, caranya adalah dengan meminta maaf kepadanya, tidak mengulanginya, dan menyesali perbuatan salah tersebut. Rasulullah SAW. pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Apakah penyesalan itu taubat ?" Rasulullah SAW. pun menjawab, "Ya." (HR. Ibnu Majah)

Bulan Ramadhan ini merupakan kesempatan yang terbaik untuk segera bertaubat dan memperbanyak istighfar. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya terdapat keutamaan dari Allah SWT. bagi hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat.

Hal itu sebagaimana sebuah hadits yang terdapat di dalam kitab Fadhilah A'mal (1993 : 463—464), dari Ubadah bin Samit RA., sesungguhnya pada suatu hari ketika Ramadhan hampir tiba Rasulullah SAW. bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, di mana Allah melimpahkan keberkahan, menurunkan rahmat, mengampuni dosa-dosamu, menerima doa-doamu, melihat atas perlombaan kamu (dalam kebaikan), dan membanggakanmu di hadapan para malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah SWT. kebaikanmu. Sesungguhnya orang yang celaka adalah dia yang terhalang dari rahmat Allah pada bulan ini." (HR. Thabrani)

Selain itu, ibadah puasa Ramadhan akan menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu. Hal itu sebagaimana dalam sebuah hadits yang artinya, "Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhaan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." (HR. Bukhari)

Apabila kita renungkan perjalanan diri dalam mengisi waktu, mungkin ada sedikit atau banyak perbuatan salah yang telah diperbuat, khususnya kepada Allah SWT. Semoga dengan segera bertaubat, banyak membaca istighfar, dan dengan melaksanakan ibadah shaum Ramadhan yang didasari keimanan dan keikhlasan kepada Allah SWT., semoga dosa-dosa kita akan semakin bersih. Sehingga selesai Ramadhan kita mendapatkan kemenangan yang hakiki di dunia, terlebih kelak di hari Akhir. Amin.***

[Ditulis Oleh ASEP JUANDA, Ketua DKM. At-Taqwa di Mekarmukti, Cihampelas, Bandung Barat. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Manis) 6 Agustus 2010, dari Kolom "RENUNGAN JUMAT"]

0 comments: